Breaking News: Masyarakat Pemilik 311 Hektare Kebun Sawit di TNTN Serahkan Lahan ke Satgas PKH
Pekanbaru — Sebuah langkah bersejarah dan penuh apresiasi terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Riau. Pada Senin (tanggal lengkap jika diinginkan), masyarakat pemilik kebun sawit yang selama ini berada di dalam kawasan TNTN secara sukarela menyerahkan kembali lahannya seluas 311 hektare kepada Satuan Tugas Penanganan Konflik dan Pemulihan Ekosistem Hutan (Satgas PKH).
Penyerahan lahan ini dilakukan dalam sebuah acara resmi yang dihadiri unsur pemerintah daerah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Satgas PKH, dan perwakilan masyarakat. Prosesi serah terima berlangsung di salah satu pos pengamanan TNTN dan disaksikan langsung oleh para tokoh adat serta aktivis lingkungan.
“Ini adalah bentuk kesadaran kolektif masyarakat untuk mendukung upaya penyelamatan ekosistem hutan TNTN. Kami mengapresiasi langkah masyarakat yang telah memilih untuk menyerahkan kembali lahan sawit secara sukarela,” ujar perwakilan Satgas PKH.

Baca juga: OKNUM GURU Mengaku Mencabuli 16 Siswi, Modusnya Setoran Hapalan, Terungkap Tak Sengaja di Kantin
Langkah ini dinilai sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan fungsi kawasan TNTN yang selama bertahun-tahun terdegradasi akibat alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit ilegal. Dengan dikembalikannya lahan ini, pemerintah akan segera memulai program restorasi ekosistem, termasuk penanaman kembali spesies pohon asli dan upaya mitigasi kerusakan lingkungan.
Masyarakat yang menyerahkan lahannya berharap agar kawasan hutan TNTN kembali hijau dan memberikan manfaat ekologis bagi generasi mendatang.
“Kami serahkan lahan ini dengan ikhlas demi kelestarian hutan dan masa depan anak cucu kami,” kata salah satu tokoh masyarakat.
KLHK menyebut bahwa penyerahan lahan ini menjadi contoh positif yang patut diikuti pemilik lahan lainnya yang masih berada di dalam kawasan konservasi. Pemerintah berjanji akan terus menggandeng masyarakat dalam setiap tahapan pemulihan hutan agar program ini berjalan secara inklusif dan berkelanjutan.